( Meneladani sikap Rasulullah dalam mengelola waktu agar bermanfaat dan dalam menjaga kesehatan agar stamina tetap prima )
Allah SWT bersumpah dalam QS.Al-`Ashr : “Demi waktu (1) Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian (2)
Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih, dan saling nasehat-menasehati dengan kebenaran dan saling nasekat-menasehati dengan kesabaran (3)”.
Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih, dan saling nasehat-menasehati dengan kebenaran dan saling nasekat-menasehati dengan kesabaran (3)”.
Dikisahkan oleh Al-Hasan : aku bertanya kepada ayahku (Ali Bin Abi Thalib), bagaimana cara Rasulullah SAW dalam membagi waktunya, ayahku menjawab: adalah beliau membagi waktunya itu menjadi tiga bagian, yaitu satu bagian untuk Allah swt, satu bagian untuk keluarga beliau dan satu bagian untuk beliau sendiri. yakni keperluan dirinya dan keperluan manusia (ummat). Beliau lebih mementingkan bagian ini untuk kepentingan manusia secara umum maupun khusus dan semua kepentingan mereka tidak ada sedikitpun yang terabaikan. (HR. At-Tirmidzi)
Rasulullah SAW bersabda : “Pergunakanlah waktu yang lima, sebelum datang yang lima. Pergunakanlah waktu hidupmu sebelum datang kematianmu (ajal). Waktu sehatmu sebelum datang sakitmu, waktu senggangmu sebelum datang sibukmu, waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, dan waktu kayamu sebelum datang miskinmu.” (HR.Baihaqi dari Ibnu Abbas ra)
Rasulullah SAW bersabda : “Dua kenikmatan yang kebanyakan orang tertipu di dalamnya, yaitu kesehatan dan waktu luang”. (HR.Bukhari dari Ibnu Abbas ra)
Untuk Allah SWT
Dalam kehidupan ini, kita sering kali menjumpai orang-orang yang dalam memanfaatkan dan menggunakan waktu secara tidak adil, tidak pandai membagi waktunya seperti yang dicontohkan Rasulullah, mereka enggan untuk beribadah. Bermacam-macam dalih yang mereka kemukakan atas pembangkangan melaksanakan perintah Allah SWT.
- Seorang yang kaya raya, biasanya beralasan bahwa ia tidak punya waktu untuk beribadah karena seluruh waktunya habis digunakan untuk mengurusi kekayaannya. Mungkin ia lupa, bahwa dirinya sebenarnya tidaklah lebih kaya dari Nabi Sulaiman as. yang justru semakin bertaqwa dengan bertambahnya kekayaan beliau
- Seorang karyawan beralasan bahwa ia tidak punya waktu untuk beribadah karena sibuk dengan pekerjaannya. Mungkin karyawan inipun lupa, bahwa dirinya tidaklah sibuk dibandingkan dengan Nabi Muhammad SAW, yang disamping sebagai kepala negara, panglima perang, beliau juga seorang pendidik umat.
- Seorang hamba sahaya/pembantu beralasan bahwa ia tidak punya waktu untuk beribadah karena sibuk melayani majikannya. Tidakkah ia lupa, bahwa dirinya tidaklah lebih sibuk dan sengsara dibandingkan dengan Nabi Yusuf as.?
- Seorang yang sakit beralasan bahwa ia tidak punya waktu dan tenaga untuk beribadah karena derita sakitnya. Cobalah ia ingat, derita penyakitnya itu belumlah seberapa dibandingkan dengan penderitaan yang dirasakan oleh Nabi Ayub as.
- Seorang fakir miskin beralasan bahwa ia tidak punya waktu untuk beribadah karena kemiskinannya. Apakah ia lupa, bahwa ia tidaklah lebih miskin dari Nabi Isa as. yang terpaksa harus memakan dedaunan dan minum air hujan?
- Seorang yang tidak berpendidikan beralasan bahwa ia tidak punya waktu dan mampu untuk beribadah karena ilmunya yang rendah. Apakah ia lupa, bahwa Nabi Muhammad SAW itu, tidak bisa membaca dan menulis?
Untuk Keluarga
Kita maklumi bawa Rasulullah memiliki isteri lebih dari satu. Walau demikian tidak pernah diantara para isteri-isteri beliau yang merasa perlakuan Rasulullah kepada mereka dalam melayani keluarga mendapat perlakuan yang tidak adil. Jadi pantaslah Rasulullah SAW bersabda : “Rumahku adalah syurgaku” (HR.Muslim)
Untuk Diri dan Ummat (masyarakat)
Hampir seluruh waktu hidup Rasulullah dimanfaatkannya untuk melayani umat (masyarakat), sampai-sampai tidak jarang ia mengorbankan waktunya pribadi. Sehingga tidak ada sedikitpun kepentingan umat (masyarakat) yang terabaikan.
Kiat-kiat Dalam Menjaga Kesehatan Agar Stamina Tetap Prima Menurut Al-Qur`an Dan Sunnah
Sejarah mencatat, bahwa selama hidup Rasulullah SAW sangat jarang sekali beliau jatuh sakit. Pernah beliau sakit (demam) ketika kembali dari gua hira` dan sakit pada minggu-minggu terakhir kepergian beliau menghadap Allah SWT. Kepada para sahabat beliau pernah menyampaikan bahwa penyakit itu seringkali berpunca dari perut (makan).
Berikut secara singkat kiat-kiat dalam menjaga kesehatan menurut Al-Qur`an dan Sunnah :
1. Menjaga pola makan, yaitu makan dan minum yang halal, baik dan bergizi serta tidak berlebih-lebihan.(QS.Al-Baqarah : 168 dan 172, QS.An-Nahl : 114)
Rasulullah SAW bersabda : “Tidak ada sesuatu yang harus diisi oleh manusia yang lebih jahat daripada apa yang memenuhi rongga perutnya. Sudah cukup kiranya bagi anak Adam itu beberapa suap makanan untuk mnguatkan badannya. Jika perlu lebih banyak lagi maka hendaklah perut diisi sepertiganya dari makanan, sepertiganya lagi dengan air dan yang sepertiganya yang lain untuk udara bernafas.” (HR.Tirmidzi)
2. Rajin berolah raga. Rasulullah SAW bersabda : “Ajarkanlah anakmu berkuda dan memanah”.(HR.Bukhari)
3. Selalu bersyukur atas setiap pemberian dari Allah SWT. (QS.Ibrahim : 7)
Disusun Oleh : H.Muhammad Nasri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar